Assalamu'alaikum Wr. Wb.
A). Pendahuluan
Bertemu lagi di blog saya, disini saya akan menjelaskan kalian tentang karakteristik dan
kepribadian manusia , karena setiap manusia itu mempunyai karakteristik dan
kepribadian berbeda-beda. Sebelumnya kalian tau gak apa itu karakteristik dan kepribadian manusia? kalau belum tahu silahkan kalian lihat di blog saya dibawah ini.
B). Latar Belakang
B). Latar Belakang
Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan bernegara, oleh sebab itu hilangnya karakter akan menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa. Sedangkan kepribadian yaitu kombinasi dari pikiran, emosi dan perilaku yang membuat seseorang unik, berbeda satu sama lain.
C). Maksud & Tujuan
C). Maksud & Tujuan
Supaya kalian tahu tentang karakteristik dan kepribadian manusia yang berbeda-beda.
D). Pembahasan
D). Pembahasan
1). Kepribadian
adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Manusia itu makhluk sosial.
Disamping itu kepribadian sering diartikan sebagai ciri-ciri yang
menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan
atribut “berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut
“berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan
semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”.
4). Ekstraversi dan Introversi
Di dalam psikologi,
terdapat pengelompokkan kepribadian manusia bedasarkan bagaimana
manusia memperoleh gairahnya. Pengelompokkan ini pertama kali dicetuskan
oleh Carl Jung (1920), dalam bukunya berjudul Psychologische Typen.
Secara umum, pribadi yang ekstrover mendapatkan gairah (atau energi)
dari interaksi sosial. Ekstrover biasanya memiliki kepribadian yang
terbuka dan senang
bergaul, serta memiliki kepedulian yang tinggi terhadap apa yang terjadi
di sekitar mereka.Sementara introver, di sisi lain, dianggap
mendapatkan gairah lewat menyendiri. Introver, biasanya cenderung
pendiam, suka merenung, dan lebih perduli tentang pemikiran mereka dalam
dunia mereka sendiri. Di antarakecenderungan ekstrem introversi dan
ekstroversi, terdapat
ambiversi yang merupakan kepribadian penengah antara ekstrover dan
introver. Meskipun terdapat perbedaan yang kontras antara introver dan
ekstrover,
Carl Jung menganggap bahwa jarang terdapat manusia yang sepenuhnya
ekstrover atau introver.
5). Struktur Kepribadian
Kepribadian sebagai organisasi tingkah laku dipandang Eysenck
memiliki empat tingkatan hierarki, berturut-turut dari hierarki yang
tinggi ke hierarki yang rendah :
- Hierarki tertinggi : Tipe/Supertraits, kumpulan dari trait, yang mewadahi kombinasi trait dalam suatu dimensi yang luas.
- Hierarki kedua : Trait, kumpulan kecenderungan kegiatan, koleksi respon yang saling berkaitan atau mempunyai persamaan tertentu. Ini adalah disposisi kepribadian yang penting dan permanen.
- Hierarki ketiga : Kebiasaan tingkah laku atau berpikir, kumpulan respon spesifik, tingkahlaku/pikiran yang muncul kembali untuk merespon kejadian yang mirip.
- Hierarki terendah : Respon spesifik, tingkahlaku yang secara aktual dapat diamati, yang berfungsi sebagai respon terhadap suatu kejadian.
Jika dilihat dari hubungnnya dengan hierarki di atas, maka dapat
disebutkan bahwa antar bagian dari hierarki kepribadian tersebut terjadi
interaksi dan saling berpengaruh antar satu dengan yang lainnya.
Sebagai contoh adalah adanya interaksi antara bagian kepribadian yang
disebut sebagai specific response dan habitual response.
6). Ciri-ciri kepribadian
Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W.
Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50
definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi
yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang
kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa
kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem
psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri
terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah
penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai
“suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun
mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri,
ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.
teori Personologi dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori
Psikologi Individual dari Allport, teori Stimulus-Respons dari
Throndike, Hull, Watson, teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya.
Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek
kepribadian, yang di dalamnya mencakup :
- Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
- Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
- Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
- Stabilitas emosi yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
- Responsibilitas (tanggung jawab) adalah kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.
- Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, mulai dari
yang menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang tidak sehat.
Dalam hal ini, Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakan ciri-ciri
kepribadian yang sehat dan tidak sehat, sebagai berikut :
a). Kepribadian yang sehat
- Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
- Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
- Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.
- Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
- Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
- Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)
- Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
- Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.
- Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
- Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
- Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi), acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang).
b). Kepribadian yang tidak sehat
- Mudah marah (tersinggung)
- Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
- Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
- Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang
- Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum
- Kebiasaan berbohong
- Hiperaktif
- Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
- Senang mengkritik/mencemooh orang lain
- Sulit tidur
- Kurang memiliki rasa tanggung jawab
- Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis)
- Kurang memiliki kesadaran untuk menaati ajaran agama
- Pesimis dalam menghadapi kehidupan
- Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan
E). Kesimpulan
Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan
bernegara, oleh sebab itu hilangnya karakter akan menyebabkan
hilangnya generasi penerus bangsa. Sedangkan kepribadian yaitu
kombinasi dari pikiran, emosi dan perilaku yang membuat seseorang unik,
berbeda satu sama lain.
Jadi setiap orang itu pasti mempunyai karakter dan kepribadian yang berbeda, jadi orang itu tahu karakter dan kepribadian temannya seperti apa.
F). Referensi
Cukup sekian informasi yang dapat saya berikan pada hari ini, jika ada
kesalahan mohon maaf semuanya. Terima kasih telah mengunjungi blog saya
dan jangan lupa untuk mengikuti dan membaca selalu postingan di blog
saya yang saat ini masih biasa-biasa saja.
~ Wassalamu'alaikum Wr. Wb. ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar